Archive for March 17, 2009

MENELADANI KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW.

Buletin Al-Islam Edisi  446

 

 Kembali umat Islam berada dalam bulan Rabiul Awwal. Bagi sebagian Muslim, bulan Rabiul Awwal adalah bulan istimewa. Alasannya, karena pada bulan inilah Baginda Rasulullah Muhammad saw. lahir, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal, lebih dari empat belas abad yang lalu. Karena itulah, sebagian Muslim memandang penting untuk memperingati hari kelahiran (maulid) beliau, tentu bukan semata-mata karena kelahiran beliau sebagai seorang manusia. Sebab, meski Muhammad saw. memiliki keistimewaan nasab dan akhlak terpuji, dari sisi kemanusiaan, beliau sama dengan manusia lainnya. Allah SWT sendiri menyatakan demikian:

]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ[

Katakanlah, “Sungguh, aku ini manusia biasa seperti kalian…” (QS Fushshilat [41]: 6).

 

 

Dalam posisinya sebagai manusia, kelahiran Muhammad saw. pun sama dengan lahirnya kebanyakan manusia lainnya saat itu. Jadi, kalaupun hingga hari ini umat Islam memperingati hari kelahiran beliau setiap tahun, tentu karena posisinya yang sangat istimewa sebagai rasul (pembawa risalah/syariah) Allah SWT. Itulah yang ditegaskan oleh Allah SWT:

]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ[

Katakanlah, “Sungguh, aku ini manusia biasa seperti kalian. (Hanya saja) aku telah diberi wahyu…” (QS Fushshilat [41]: 6).

 

Itulah alasan utama sebagian kaum Muslim memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Sikap ini muncul dari rasa cinta (mahabbah) yang mendalam terhadap beliau dalam posisinya sebagai pengemban wahyu/risalah, yang tidak lain merupakan syariah-Nya untuk diberlakuan atas umat beliau.

 

Mengagungkan atau Mengerdilkan?

            Allah SWT berfirman:

]وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ[

Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas khuluq yang agung (QS al-Qalam [68]: 4).

 

            Imam Jalalain dalam kitab tafsirnya menafsirkan kata khuluq dalam ayat di atas dengan dîn (agama). Imam Ibn Katsir—seraya mengutip Ibn Abbas, Mujahid, Abu Malik, As-Sadi dan Rabi bin Anas, Adh-Dhahak dan Ibn Zaid—juga menyatakan bahwa ayat di atas bermakna, “Wa innaka la’alâ dîn[in] ‘azhîm (Sesungguhnya engkau [Muhammad] benar-benar berada di atas agama yang agung),” yakni Islam (Ibn Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, IV/403).

Terkait ayat ini, Ibn Kasir juga menukil sebuah hadis yang dituturkan oleh Muammar dari Qatadah, bahwa Aisyah Ummul Mukminin ra. pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw. Beliau menjawab, “Kâna khuluquhû al-Qur’ân (Akhlaknya adalah al-Quran).” (HR Muslim).

Dari penjelasan Ibn Katsir di atas bisa disimpulkan, bahwa keagungan Baginda Nabi Muhammad saw. terletak pada ‘akhlak’-nya, sementara ‘akhlak’ beliau adalah al-Quran itu sendiri. Dengan kata lain, keagungan akhlak Baginda Nabi saw. adalah cerminan dari keagungan al-Quran, karena memang seluruh budi-pekerti/perilaku Rasulullah saw. mencerminkan seluruh isi al-Quran. Dengan demikian, maksud dari takrîm[an] wa ta’zhîm[an] (memuliakan dan mengagungkan) Rasulullah saw. sebagai motif sebagian kaum Muslim dalam memperingati Maulid Nabi saw. sejatinya tidak lain adalah memuliakan dan mengagungkan al-Quran.

Baginda Nabi saw. memiliki akhlak al-Quran karena beliau mengamalkan seluruh isi al-Quran dan menerapkan hukum-hukumnya, baik terkait dengan perkara akidah (keimanan), ibadah (shalat, shaum, zakat, haji, dll), muamalah (sosial, pendidikan, politik, pemerintahan, keamanan, dll) maupun ‘uqûbât (hukum dan peradilan).

Hanya menjadikan al-Quran sekadar sebagai kitab bacaan bukanlah sikap mengagungkan al-Quran. Hanya mengamalkan sebagian kecil isi al-Quran (misalnya hanya dalam perkara akidah, ibadah dan akhlak saja), bukan pula sikap mengagungkan al-Quran. Sikap demikian justru mengkerdilkan keagungan al-Quran, yang berarti mengkerdilan keagungan Nabi Muhammad saw. sebagai representasi al-Quran.

Anehnya, disadari atau tidak, sikap itulah yang selama ini ditunjukkan oleh sebagian besar umat Islam saat ini. Hal itu terjadi seiring dengan Peringatan Maulid Nabi saw. yang setiap tahun dilaksanakan oleh sebagian kaum Muslim. Berbagai ceramah dan tablig yang disampaikan dalam Peringatan Maulid Nabi saw. dari mulai di mushala-mushala kecil di pinggir kampung hingga di istana negara di ibukota hanya berisi pesan-pesan yang justru mengkerdilkan keagungan Baginda Nabi Muhammad saw. dan kebesaran al-Quran yang dibawanya, bukan mengagungkan keduanya. Bagaimana tidak! Yang sering diserukan oleh mereka hanyalah seruan untuk meneladani akhlak Rasulullah saw. secara pribadi, atau paling banter dalam kapasitasnya sebagai pemimpin rumah tangga. Di luar itu—misalnya dalam posisi Baginda Rasulullah saw. sebagai pemimpin negara/kepala pemerintahan yang menerapkan syariah Islam secara total dalam kehidupan masyarakat—jarang sekali diungkap; seolah-olah hal demikian tidak layak untuk diteladani oleh umat Islam.

Dalam setiap Peringatan Maulid Nabi saw. para penguasa Muslim pun hampir pasti selalu menyerukan tentang pentingnya meneladani akhlak Baginda Nabi Muhammad saw. sebagai pribadi. Namun, tak sekalipun mereka menyerukan pentingnya umat Islam, termasuk penguasanya, untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan masyarakat (di bidang pendidikan, ekonomi, politik, pemerintahan, peradilan, keamanan dll). Padahal semua itu telah dipraktikkan dan dicontohkan secara jelas oleh Baginda Rasulullah saw. dalam hampir separuh episode kerasulannya di Madinah al-Munawwarah pasca hijrah. Yang terjadi, para penguasa tetap menjalankan hukum-hukum kufur yang bersumber dari ideologi Kapitalisme, dan sebaliknya tetap enggan menerapkan hukum-hukum Islam. Di sejumlah negeri Islam, para penguasanya bahkan berusaha keras memerangi siapa saja yang berjuang untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam negara.

Sikap mereka ini persis seperti sikap Abu Lahab. Dalam riwayat penuturan Urwah bin az-Zubair dari Tsuwaibah, mantan budak Abu Lahab yang kemudian pernah menyusui Muhammad saw. saat bayi, disebutkan bahwa Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena gembira atas kelahiran Muhammad saw. (karena Muhammad saw. memang keponakannya, peny.) (Lihat: HR al-Bukhari dan Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bâri). Namun pada akhirnya, dia menjadi orang yang paling membenci, memusuhi dan selalu menghalang-halangi dakwah Nabi saw. yang berupaya menyebarluaskan risalah Allah sekaligus menegakkan syariah-Nya.

Jika demikian, dimana letak sikap mengagungkan Baginda Nabi saw., sementara yang terjadi adalah pengkerdilan atas keagungan beliau? Dimana pula letak upaya mengagungkan al-Quran, sementara yang sedang dipraktikkan pada dasarnya adalah pengkerdilan atas keagungan al-Quran?

 

Meneladani Kepemimpinan Nabi saw.

            Sebentar lagi, bangsa Indonesia bakal mengikuti Pemilu 2009, yang tidak lain ditujukan untuk memilih para calon pemimpin yang baru, baik yang duduk di pemerintahan (eksekutif) maupun di DPR (legislatif).

Dalam pandangan syariah, memilih pemimpin bagi kaum Muslim termasuk ke dalam kewajiban kolektif (fardhu kifayah). Dalilnya antara lain adalah firman Allah SWT:

]أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ[

Taatilah oleh kalian Allah dan Rasul-Nya serta pemimpin di antara kalian (QS an-Nisa’ [4]: 59).

 

Ayat ini secara tegas memerintahkan kaum Muslim untuk menaati Allah SWT, Rasul-Nya dan pemimpin mereka. Perintah ini sekaligus berarti perintah untuk ‘mengadakan’ sosok orangnya.

Sejumlah hadis juga mengisyarakatkan bahwa kaum Muslim wajib membaiat (memilih dan mengangkat) seorang khalifah, yakni pemimpin bagi kaum Muslim secara umum. Rasul saw., misalnya bersabda:

«وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»

Siapa saja yang mati, sementara di pundaknya tidak ada baiat (kepada imam/khalifah), maka dia mati dalam keadaan Jahiliah (HR Muslim).

 

Hadis ini pun meniscayakan keharusan adanya sosok orang yang harus dibaiat sebagai pemimpin/khalifah.

Ijmak Sahabat semakin menegaskan kewajiban memilih dan mengangkat pemimpin ini. Hal ini dibuktikan oleh sikap para Sahabat yang menunda penguburan jenazah Rasulullah saw. saat wafatnya selama dua malam tiga hari, kemudian mereka lebih mendahulukan upaya memilih dan membaiat khalifah (pengganti) beliau dalam urusan pemerintahan, bukan dalam urusan kerasulan.

Namun demikian, berbicara tentang kepemimpinan seharusnya tidak hanya terbatas pada sosok orangnya, tetapi juga sistem pemerintahan. Semua nash al-Quran dan al-Hadis yang berbicara tentang kepemimpinan senantiasa menyinggung kedua aspek ini, baik secara tersurat maupun tersirat. Baginda Rasulullah saw., misalnya, selain sebagai pengemban risalah, adalah juga seorang kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah). Sistem pemerintahan yang beliau jalankan tidak lain adalah sistem pemerintahan Islam yang berdasarkan syariah Islam.

Ijmak Sahabat tentang wajibnya mengangkat sekaligus membaiat khalifah pun tidak terlepas dari kedua aspek ini: sosok pemimpin dan sistem pemerintahan yang dijalankannya. Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelah mereka adalah sosok para pemimpin Kekhilafahan Islam. Khilafah Islam tidak lain adalah sistem pemerintahan yang didasarkan pada syariah Islam, yang dicirikan dengan penerapan syariah Islam itu secara total dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan bernegara.

Jika memang demikian model kepemimpinan Baginda Nabi Muhammad saw., maka sudah seharusnya umat Islam saat ini pun mencontohnya, sebagai upaya untuk ‘menyempurnakan’ upaya takrim[an] wa ta’zhim[an] terhadap beliau. Upaya ini sekaligus akan menjadi bukti cinta kita yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT, sekaligus bukti bahwa kita benar-benar meneladani Baginda Nabi Muhammad saw.:

]قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ[

Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS Ali Imran [3]: 31).

Lalu mengapa saat ini para penguasa Muslim enggan menerapkan syariah Islam dalam negara sebagai bukti bahwa mereka benar-benar meneladani Rasulullah saw.? Mengapa mereka tidak mau mengatur urusan ekonomi, politik, pemerintahan, sosial, budaya, pendidikan, peradilan dll dengan hukum-hukum Islam? Bukankah semua itu justru pernah dipraktikan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun di Madinah dalam kedudukannya sebagai kepala Negara Islam? Mengapa mereka malah tetap menerapkan hukum-hukum kufur produk dari ideologi Kapitalisme dan menentang syariah Islam? Ataukah mereka hendak ‘meneladani’ sikap Abu Lahab yang bergembira menyambut kelahiran Muhammad saw., tetapi pada akhirnya menjadi musuh yang paling sengit terhadap beliau saat beliau menjadi rasul yang berjuang mendakwahkan risalah Allah dan menegakkan syariah-Nya?! Wal ‘Iyâdzu billâh! []

 

 

Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Semoga bermanfaat : Bunda selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk buah hati. Dalam hal memberikan makanan pendamping ASI, Bunda berusaha mencari makanan murni & alami serta menghindari makanan instant, supaya Buah Hati bisa tumbuh lebih sehat. Khusus untuk bubur tepung, tepung beras homemade adalah yang terbaik. Kendala yang timbul : Sulit mencari beras yang berkualitas baik. Tidak tahu cara pembuatan tepung beras homemade. Tidak sempat membuatnya. Kami dari Gasol Pertanian Organik memperkenalkan produk TEPUNG BERAS ALAMI : * CEREAL NON INSTANT (HOMEMADE) tersedia TEPUNG BERAS MERAH & TEPUNG BERAS COKLAT (Beras Putih PK). Tepung Beras Alami dibuat dari 100% beras pecah kulit *), yang ditanam di lahan Gasol Pertanian Organik, Cianjur, dengan sistim penanaman alami – tanpa pemberian pupuk kimia dan tanpa penyemprotan pestisida, diproduksi tanpa bahan pengawet, tanpa bahan pewarna dan tanpa tambahan rasa, sehingga menghasilkan tepung beras yang lebih baik dan lebih sehat untuk dikonsumsi buah hati dan seluruh keluarga anda. *) Beras pecah kulit adalah beras yang masih memiliki kulit ari (aleuron dan pericarp). Dari berbagai penelitian diketahui kulit ari (bekatul) ini kaya akan kandungan protein, vitamin, mineral, lemak dan serat. Kemasan : Kotak 250gr Harga : Rp 10 ribu/kotak Dapat diperoleh dengan cara : Kirimkan e-mail atau SMS dengan menuliskan jenis barang yang dipesan, jumlah yang diminta, dan alamat pengiriman. Gratis biaya kirim untuk wilayah antar jabodetabek untuk pembelian minimum 5 kotak (bisa dicampur antara Tepung Beras Merah & Tepung Beras Coklat). e-mail gasolpertanianorganik@gmail.com web http://www.gasolpertanianorganik.blogspot.com HP. 0812-870-1156 atau 021-7205765 Tepung beras Alami sebagai MPASI Tepung beras umum digunakan sebagai makanan pertama yang dikenalkan kepada bayi saat mulai makan makanan padat. Tepung beras sangat aman dan jarang menimbulkan alergi. Sebagai MPASI, tepung beras diolah menjadi bubur tepung dan disajikan dengan susu, buah atau sayur. Untuk pemberian dengan sayur, bisa sebagian air untuk memasak tepung beras diganti dengan air kaldu. Tahapan perkenalan makanan sesuai umur bayi Umur 6 bulan, Tipe : semi cair, frekuensi pemberian 1~2 kali per hari Sayuran : labu parang, ubi jalar, kentang, kacang hijau, labu zucchini Buah : pisang, pir, apel, alpukat, jeruk, pepaya Umur 7-8 bulan, Tipe semi padat, frekuensi pemberian 2 kali per hari Sayuran : Asparagus, wortel, bayam, sawi, bit, lobak, kol Buah : Mangga, peach, blewah, timun suri Lauk : Ayam, sapi, hati ayam, tahu, tempe Umur 9-12 bulan, Tipe padat, frekuensi 2~3 kali per hari Sayuran : Kacang merah, kacang kapri Buah : Melon, tomat Lauk : kambing, sapi muda, bebek, kuning telur, keju Sayuran sebaiknya diperkenalkan lebih dulu dari buah karena rasa sayur yang tawar akan menjadi kurang disukai dibanding buah yang manis. Perkenalkan bayi hanya satu jenis makanan baru dan berikan selama 2 ~ 4 hari untuk memastikan ada tidaknya reaksi alergi terhadap makanan tersebut. Perhatikan makanan yang sering menjadi pemicu alergi adalah susu, telur, kacang, ikan, kedelai dan gandum. Hindari pemberian garam & gula pada makanan dan minuman bayi. Garam dan gula tidak memberikan tambahan nutrisi tetapi akan memperkenalkan suatu standar rasa enak pada lidah. Pemberian garam pada makanan bayi akan membuat ginjal bekerja berat. Sedangkan pemberian gula pada makan atau minuman bayi akan mengakibatkan kerusakan pada gigi saat gigi susu bayi tumbuh. Sebagai ganti penggugah selera berikan kaldu atau berbagai bumbu yang biasa kita pakai (daun salam, seledri, daun bawang, bawang putih, dll). Kaldu bisa dibuat dari daging ayam atau daging sapi. Didihkan air secukupnya, lalu masukkan potongan daging ayam atau daging sapi. Masak dengan api kecil, biarkan agak lama sampai air menjadi gurih. Angkat dan dinginkan. Air kaldu bisa disimpan difreezer. Buat dalam cetakan es batu kotak-kotak kecil. Ambil secukupnya pada saat akan digunakan. Telur bisa diberikan sejak anak berusia 6 bulan. Berikan dulu bagian kuning telur karena bagian putih telur dapat memicu reaksi alergi. Madu sebaiknya tidak diberikan kepada bayi sampai umur 1 tahun karena madu seringkali dicemari suatu jenis bakteri yang bisa menghasilkan racun pada saluran cerna bayi. Racun itu dikenal dengan toksin botulinum (infant botulism). Pastikan alat-alat untuk mempersiapkan dan memasak makanan bayi dalam kondisi bersih. Sebaiknya gunakan alat yang terpisah/khusus. PENGOLAHAN TEPUNG BERAS SEBAGAI MPASI Bubur Tepung Beras Sari Jeruk ( 1 porsi) * 20 gr Tepung Beras * 200 ml air * 2 sdm tepung maizena. * ASI atau 6 sendok takar susu formula bubuk * 50 ml air jeruk manis. * Campur tepung beras, tepung maizena & air, aduk rata, jerang di atas api, aduk sampai mendidih, angkat. * Masukkan ASI atau susu formula, aduk rata, tunggu sampai agak dingin. * Tuangi air jeruk manis, hidangkan segera. Bubur Tepung Beras dengan Pepaya ( 2 porsi) * 40 gr Tepung Beras. * 400 ml air * ASI atau 12 sendok takar susu formula * 50 gr Pepaya * 1 sdm sari jeruk manis * Campur tepung beras dengan sedikit air, aduk rata. * Didihkan sisa air , Masukkan cairan tepung beras, aduk hingga kental, angkat. * Tambahkan ASI atau susu formula, aduk rata, tunggu sampai agak dingin. * Campur pepaya dengan air jeruk, blender, saring. * Sajikan bubur dengan saus Pepaya. Bubur Tepung Beras Merah dengan Jeruk ( 2 porsi) * 40 gr Tepung Beras Merah * 400 ml air * ASI atau 12 sendok takar susu formula * 100 ml sari jeruk manis * Campur tepung beras merah dengan sedikit air, aduk rata. * Didihkan sisa air, Masukkan cairan tepung beras merah, aduk hingga kental, angkat. * Tambahkan ASI atau susu formula, aduk rata, tunggu sampai agak dingin. * Sajikan bubur dengan saus jeruk. Bubur Tepung Beras Isi Pisang ( 2 porsi) * 30 gr Tepung Beras. * 400 ml air. * ASI atau 12 sendok takar susu formula. * 50 ml air. * 50 gr pisang ambon, hancurkan dengan garpu. * Campur tepung beras dengan sedikit air, aduk rata. * Didihkan sisa air, Masukkan cairan tepung beras, hingga kental, masukkan pisang masak sebentar, angkat. * Tambahkan ASI atau susu formula, aduk rata, tunggu sampai agak dingin. Bubur Tepung Beras Isi Sayuran ( 2 porsi) Bubur : * 40 gr Tepung Beras. * 400 ml air * Campur tepung beras dengan sedikit air, aduk rata. * Didihkan sisa air , Masukkan cairan tepung beras, aduk hingga kental, angkat. Sayuran : * Kupas, cuci dan potong-potong. Potongan sayur secukupnya, masukkan ke panci. Airnya jangan penuh, cukup sepertiga saja. Kalau airnya menipis, ditambah saja. Jangan lupa, tutup pancinya rapat rapat, agar vitaminnya tak ikut terbang bersama uap air rebusan. Tambahkan air kaldu jika perlu. * Sisa air rebusan bisa ditampung dalam gelas. Ini jaga jaga kalau bubur bikinan kita, kekurangan air, misalnya. * Setelah empuk alias masak, blender saja sayuran tadi, sampai halus. Kalau kurang air, kucurkan saja air bekas rebusan yang ditampung di dalam gelas tadi.

10 Kepribadian Yang Disukai

 

Beberapa kepribadian yang disukai :

 

1.     Ketulusan,  menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

 

2.     Beda dengan rendah hati yang merupakan kelemahan,  Kerendahatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang dibawahnya tidak merasa minder.

 

3.     Kesetiaan, sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

 

4.     Orang yang bersikap Positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsbnya.

 

5.     Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka Keceriaan tidak harus diartikan dengan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmat hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

 

6.     Orang yang Bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

 

7.     Rasa Percaya Diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

 

8.     Kebesaran Jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

 

9.     Orang yang Easy Going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang di luar kontrolnya.

 

10. Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

 

Jadwal imunisasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

 jadwal imunisasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Umur

Vaksin

Keterangan

Saat lahir

Hepatitis B-1

Polio-0

  • HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
  • Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).

1 bulan

Hepatitis B-2

  • Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.

0-2 bulan

BCG

  • BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur >3 bulan  sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 bulan

DTP-1

Hib-1

Polio-1

  • DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
  • Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
  • Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 

4 bulan

DTP-2
Hib-2
Polio-2

  • DTP-2 (DTwP atau DTaP) dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T)
  • Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2
  • Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 bulan

DTP-3
Hib-3
Polio-3

  • DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T)
  • Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
  • Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3 

6 bulan

Hepatitis B-3

  • HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapat respons imun optimal interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 bulan

Campak-1

  • Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kl 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapat MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan

15-18 bulan

MMR

Hib-4

  • Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapat imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bln
  • Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).

18 bulan

DTP-4
Polio-4

  • DTP-4 (DTwP atau DTaP) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
  • Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-5

2 tahun

Hepatitis A

  • Vaksin HepA direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan  dua kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3 tahun

Tifoid

  • Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur >2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 tahun

DTP-5
Polio-5

  • DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
  • Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5 

6 tahun

MMR

  • Diberikan untuk catch-up imunization pada anak yang belum mendapat MMR-1

10 tahun

dT/TT

Varisela

  • Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapat imunitas selama 25 tahun.
  • Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

 

MARI KITA HITUNG NIKMAT ALLAH SWT :

 

 

Tengoklah RUMAH SAKIT JIWA, agar jiwa Anda bisa melihat NIKMAT AKAL yang diberikan Allah kepada Anda

Tengoklah BANGSAL PASIEN, agar Anda bisa melihat NIKMAT KESEHATAN yang diberikan Allah kepada Anda

Tengoklah PENJARA, agar dapat menyaksikan NIKMAT KEBEBASAN yang diberikan Allah kepada Anda

#  Lihatlah ORANG KAFIR, agar bisa melihat NIKMAT ISLAM yang diberikan Allah kepada Anda

#  Lihatlah TEMPAT KURSI DUDUK ORANG LUMPUH, agar Anda dapat melihat NIKMAT BERJALAN yang diberikan Allah kepada Anda

Pandanglah ORANG BUTA, agar Anda dapat melihat NIKMAT PENGLIHATAN yang diberikan Allah kepada Anda

Perhatikanlah ORANG TULI, agar Anda dapat melihat NIKMAT PENDENGARAN yang dikaruniakan Allah kepada Anda

Perhatikanlah ORANG BISU, agar Anda melihat NIKMAT BICARA yang Allah karuniakan kepada Anda

Tataplah ORANG BULE DAN PANUAN, agar Anda tahu NIKMAT KULIT INDAH yang diberikan kepada Anda.

Allah SWT berfirman :

Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya” (Al-Hajj:83)

  Sumber : DR. A’IDH AL-QARNI, MA, Menakjubkan ! Potret Hidup Insan Beriman

 

 

 

 

Sajadah Kata

Penulis : Yon’s Revolta

 

Di atas sajadah kata
Di antara petikan dawai hatiku
Dan reruntuhan malam yang membisu
Aku tulis syair air mata

 

Bukan.. Bukan..
Bukan karena tak kudapati padang cahaya
Justru karena terlalu banyak surga di bilik dadaku

Di atas sajadah kata
Aku tulis syair air mata
Agar basah jiwaku dengan cintaMu

Tulisan Di Atas Pasir

Di pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-larian, bercanda dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka, salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah katapun, dia menulis dengan sebatang tongkat di atas pasir: “Hari ini temanku telah memukul aku !!!”

Teman yang lebih besar merasa tidak enak, tersipu malu tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, ya ..dasar-anak-anak, mereka segera kembali bermain bersama. Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, Tiba-tiba, anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lobang perangkap yang dipakai menangkap binatang “Aduh…. Tolong….Tolong!” ia berteriak kaget minta tolong. Temannya segera menengok ke dalam lobang dan berseru “Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu”. Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak lagi menenangkan sambil mengikatkan tali ke sebatang pohon “Teman, Aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan ku lemparkan ke kamu, tangkap dan ikatkan dipinggangmu, pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang”.

Dengan susah payah, akhirnya teman kecil itupun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata, “Terima kasih, sobat!”. Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu karang dan berusaha menulis di atas batu itu “Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku”.

Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan, “Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?” Anak yang di pukul itu menjawab sabar, “Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angin dan sapuan ombak.

Tapi ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku, sekali lagi, terima kasih sobat”.

Pembaca yang budiman,

Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan dan dendam, sungguh melelahkan. Apalagi bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa dia telah menyakiti hati kita, sungguh ketidakbahagiaan yang sia-sia.

Memang benar…. bila setiap kesalahan orang kepada kita, kita tuliskan di atas pasir, bahkan di udara, segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia.

Sebaliknya.. tidak melupakan orang yang pernah menolong kita, seperti tulisan yang terukir di batu karang. Yang tidak akan pernah hilang untuk kita kenang selamanya

 

Oleh : Andrie Wongso*)